Inilah momen benih cinta saat bertemu pertama kali yakni pada pukul 03.00 dini hari. Waktu itu, Fia sedang berada di pinggir laut dan belum tidur. Sehingga dihampiri H Sondani.
“Fia ini lagi di pinggir laut ngga tidur-tidur sampai jam 3 (dini hari). Jadi saya ajak ngobrol saja,” tutur Sondani.
Sejak itu Sondani tertarik pada pandangan pertama. Perbincangan singkat keduanya sebatas basa-basi Sondani yang bisa dibilang cari perhatian.
“Itu saya belum nembak (menyatakan cinta). Nembaknya habis Lebaran,” ucap juragan kavling tanah itu.
Senyum dan sosok Fia Barlanti yang pendiam itu membuat kepayang. Sondani datang ke rumah sang gadis di Blok III, Tegalgubug.
Percaya diri, ia mengajak kencan. Direstui sang ayah yang berusia lebih 70 tahun, sementara orang tua perempuan Fia Barlanti sudah meninggal.
Bukan satu atau dua kali Sondani mengajak anak ke-9 dari 10 bersaudara itu jalan-jalan naik motor. Berkali-kali. Dan selalu direspon baik.
Jawab juragan tanah itu pun tak ragu. Sondani menjawab senang (suka). “Malah lebih dari senang, yaitu kasihan,” ucapnya.
Melas maksud Sondani, lebih dari kata sayang, suka atau cinta. Pokoknya, segala-galanya untuk Fia.