Ketua Program Studi Teknologi Akuakultur Politeknik AUP Sinar Pagi Sektiana, yang juga menjadi dosen pembimbing Wa Ode mendukung semangat anak bimbingnya untuk mengembangkan dan memodifikasi budidaya Mutiara tersebut agar meningkat nilai jualnya.
Hal yang dilakukan Wa Ode tersebut kemudian menumbuhkan gairah baru di Masyarakat yang membudidayakan mutiara di Sampolawa.
“Saya pandu untuk praktik akhir di situ dengan modifikasi supaya meningkatkan nilai jual produk mutiara di situ. Setelah itu apa yang dilakukan Wa Ode ternyata menumbuhkan gairah baru di masyarakat,” ujar Sinar.
BACA JUGA : Inspiratif, Desa Belimbingsari Mengubah Lahan Tadah Hujan Jadi Produktif
Kampus tempat Wa Ode belajar pun memberikan dukungan dengan program inkubasi bisnis dan pendampingan melalui IEC (Innovative Entrepreneur Cadet) Politeknik AUP Kampus Serang, yang juga berkolaborasi alumni.
Usaha yang dijalankan Wa Ode bersama tim dengan inkubasi dan pendampingan dari kampus bernama Alysta Mutiara.
Masa inkubasi dan pendampingan dari kampus ini ditargetkan selama dua tahun setelah wisuda. Setelah dua tahun diharapkan, usaha mutiara tersebut sudah bisa mandiri dan bisa lepas dari kampus.
BACA JUGA : Inspiratif, Perjuangan Pasangan Buruh Tani Asal Tasikmalaya Berangkat Haji
Selanjutnya Alysta Mutiara diserahkan kepada Wa Ode dengan brand menjadi miliknya untuk dia kembangkan dengan memberdayakan masyarakat. Ke depannya, kampung tersebut diharapkan kampung wisata mutiara.
Selain pembudidaya, pengrajin, penjual sampai dengan pariwisata diharapkan tumbuh. Masyarakat tidak hanya menjual mutiara sebagai bahan mentah tapi sudah bentuk barang jadi seperti perhiasan, bros, kalung, dan sebagainya.
Wa Ode adalah salah satu dari beberapa anak pelaku utama yang berhasil menjadi pengungkit ekonomi keluarga dan Masyarakat sekitarnya.***