LAMPUNG TIMUR – Pemilu 2024 masih menyisakan polemik di Desa Brawijaya, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung. Hal itu, terkait bantuan fasilitas untuk Musala Al Huda berupa pembangunan sumur bor.
Pasalnya meski dana untuk pembuatan sumur bor sebagai fasilitas mushalla sudah cair ke rekening musala Al Huda, namun realisasi sumur bor tidak terealisasi hingga sekarang.
“Saya sebagai pengurus Musala Al-Huda merasa diperalat, terkait bantuan sumur bor untuk fasilitas umum melalui proposal yang diajukan yang katanya difasilitasi oleh Caleg Partai PKS,”ungkap Nurhuda kepada Wawai News baru baru ini.
Nurhuda merupakan pengurus Musala Al Huda di RT 1 Dusun 3 Desa Brawijaya, melalui kesepakatan bersama mereka telah mengajukan proposal untuk bisa mendapatkan bantuan sumur bor. Proposal diajukan oleh Bayan Dusun 3 kemudian diurus oleh Caleg PKS.
Tim survey langsung oleh anggota DPR RI dari PKS hadir langsung ke lokasi terkait pengajuan proposal. Tidak lama kemudian setelah dilakukan survey bantuan cair melalui rekening atas nama Musala Al Huda sebesar Rp29 jutaan lebih.
Namun ironisnya, setelah uang masuk ke rekening Musala Al Huda, oleh Bayan Dusun 3 uang itu diambil keseluruhan tanpa alasan yang jelas dengan berbagai dalih. Sampai sekarang sumur bor yang dijanjikan nol, tidak terealisasi meskipun uang telah cair melalui rekening mushalla.
Sekarang jelas Nurhuda, sebagai pengurus musala bersama Ketua RT 1 Dusun 3 Desa Brawijaya sering ditanya warga terakit realisasi sumur bor, karena warga mengetahuinya uang sudah cair melalui rekening mushalla tersebut.
“Kami merasa hanya diperalat dana bantuan di transfer ke rekening musala, untuk sumur bor, tapi uang itu diambil Bayan Kamdi bersama satu staf, setelah saya cairkan di Bank, sampai sekarang sumur bor yang dijanjikan nol alias palsu,”tegas Nurhuda.
Diketahui terakhir bahwa staf tersebut bersama Bayan Dusun 3 yang mengambil uang yang telah ditransfer ke rekening musala dari tangan Nurhuda sebagai pengurus mushalla Al Huda, bernama Bram, namun saat dikonfirmasi ia mengarahkan agar langsung ke Widodo, Caleg PKS pada Pemilu 2024 lalu.
Sementara dikonfirmasi ditempat terpisah Widodo mengakui jika Sumur Bor yang direalisasikan untuk Desa Brawijaya difasilitasi oleh DPR RI dari PKS.
“Saat menjelang Pemilu 2024 lalu, saya memang maju sebagai Caleg dari PKS, tapi ga ada dana, maka disarankan untuk mengajukan proposal, karena partai ga bisa bantu uang tunai,”ujar Widodo mengaku proposal harus atas nama pemuda, mushalla atau lainnya.
Untuk Desa Brawijaya koordinatornya Bayan Dusun 3. Ia menduga Bayan berinisiatif dana yang telah ditransfer ke rekening musala Al Huda tersebut dialihkan oleh Bayan agar bisa mendulang suara, nanti setelah proposal bantuan lainnya cair nanti dialihkan ke Mushalla.
“Saya memberikan bantuan itu karena berharap suara, ga mungkin saya beri kalo saya ga dapat suara di situ. Bantuan di Desa itu ada dua kok yang terealisasi,”ujarnya.
Namun saat dikonfirmasi kenapa uang yang telah ditransfer ke rekening perusahaan diambil alih Bayan dan tidak dibuatkan sumur bor untuk musala, Widodo melempar kan hal itu ke Bayan Dusun 3 selaku koordinator.
“Dan sekarang nunggu yang belum cair, harusnya mereka tanya ke Bayan, sumur bor sudah terealisasi kok untuk dua titik,”ujar Widodo berdalih seolah tak merasa bersalah.
Diketahui bahwa suara Partai PKS di Desa Brawijaya terutama di RT 1 Dusun 3 jeblok pada Pemilu Februari 2024 lalu.***