TANGGAMUS – Pasca banjir setinggi 70 sentimeter yang merendam SDN 1 Belu, Pekon Belu, Kecamatan Kota Agung Barat, Tanggamus, Lampung menyisakan lumpur tebal yang melumpuhkan aktivitas belajar.
Namun pada Senin 1 September 2025, tim BPBD dan Damkar Tanggamus akhirnya turun tangan melakukan pembersihan besar-besaran dengan peralatan penyemprot.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Tanggamus, Adi Nugroho, menegaskan bahwa langkah cepat ini dilakukan agar anak-anak bisa kembali beraktivitas belajar seperti sedia kala.
“Setelah investigasi kemarin, hari ini kami bersama Damkar membersihkan lumpur di seluruh ruang kelas agar kegiatan belajar kembali normal,” kata Adi Nugroho, Senin (1/9/2025).
Sementara, Kepala SDN 1 Belu, Toironi, tak menutupi rasa leganya. Gotong royong para guru sebelumnya tak sanggup melawan endapan lumpur tanpa bantuan peralatan memadai.
“Air masuk sampai ruang guru bahkan perpustakaan. Kehadiran BPBD dan Damkar benar-benar mempercepat pembersihan. Kami ingin anak-anak segera bisa belajar lagi,” ujarnya.
Meski dokumen dan perangkat elektronik berhasil diamankan, sejumlah bangku, meja, hingga buku pelajaran tak luput dari rendaman. Kerugian materiil tak bisa dielakkan.
Apresiasi juga datang dari Kepala Pekon Belu, Jonlie, yang menuntut langkah permanen dari pemerintah untuk penanggilangan banjir langganan akibat luapan dan derasnya aliran air Way Belu.
“Atas nama masyarakat, kami berterima kasih. Tapi jangan berhenti di sini. Normalisasi Sungai Way Belu harus segera dilakukan, karena banjir seperti ini sudah berulang kali,” tegasnya.
Kasus ini membuka mata, ketika sekolah jadi korban banjir, yang dirampas bukan hanya fasilitas, tapi juga hak belajar generasi muda fasilitas sekolah pun ikut jadi korban. ***