Scroll untuk baca artikel
Budaya

Tabuh Gamelan dan Tarian Khas Lampung Lepas Kepergian Bandar Sekampung Limo Mego

×

Tabuh Gamelan dan Tarian Khas Lampung Lepas Kepergian Bandar Sekampung Limo Mego

Sebarkan artikel ini
Penghormatan terakhir ke Almarhum Pangeran Kesuma Ratu, Bandar Sekampung Limo Mego dengan tabun gemelan dan tari khas Lampung melepas ke pemakaman, Selasa (15/2/2022)- foto screenshot

WAWAINEWS – Pemakaman Pangeran Kesuma Ratu, Bandar Sekampung Limo Mego, di Lampung Timur meninggalkan duka mendalam bagi keluarga hingga masyarakat adat wilayah setempat, Pada Selasa (15/2/2022).

H. Zubir nama asli Bandar atau Pemangku Adat di Sekampung Limo Mego Enam Tiyuh tersebut meliputi Desa Toba, Bojong, Gunung Sugih Besar, Gunung Raya, Peniangan dan Batu Badak itu cukup menarik perhatian dan banyak pelayat dari berbagai desa hadir mendoakan dan menghantar ke pemakaman terakhir.

Scroll untuk baca artikel

Selain isak tangis dari keluarga almarhum, kepergian Pangeran Kesuma Ratu Bandar Sekampung Limo Mego itu diiringi oleh tabuh gemelan dan tarian khas Lampung. Hal itu hanya sebagai simbol dan bentuk penghormatan terakhir terhadap beliau sebagai tokoh adat yang telah melestarikan dan menjaga budaya selama puluhan tahun.

Almarhum Pangeran Kesuma Ratu Bandar Sekampung Limo Mego (H. Zubir)
Almarhum Pangeran Kesuma Ratu Bandar Sekampung Limo Mego (H. Zubir)

Prosesi penghormatan terakhir tersebut digelar di rumah duka di Desa Gunung Raya, Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. Pangeran Kesuma Ratu meninggal di rumahnya.

Iringan gemelan dan tarian khas Lampung oleh seorang perempuan dan pria dengan dandanan khas Lampung tepat di samping keranda yang membawa jenazah Bandar Sekampung Limo Mego sebelum menuju ke tempat pemakaman.

Prosesi adat sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada pemangku adat Sekampung Limo Mego tersebut dilaksanakan setelah doa secara islam selesai lalu kemudian keranda di gotong oleh beberapa keluarga dari rumah panggung untuk menuju ke pemakaman di Desa Gunung Raya, Marga Sekampung, Lampung Timur.

Tabuh penghormatan terakhir itu ditandai dengan tiga langgam yakni tabuh Tari Tabuh kedengung tiga kali, Tabuh Arus Tiga Kali. Semua itu bentuk penghormatan terahir terhadap Pemangku Adat (Bandar).

Pelayat pun hadir dari berbagai wilayah untuk ikut memberikan penghormatan kepada sang maestro adat Lampung di Kebandaran Limo Mego. Terlihat hadir dari keturunan Keratuan Darah Putih di Kalianda.

Selamat Jalan Pangeran Kesuma Ratu, Bandar Sekampung Limo Mego (H. Zubir) semoga diampuni segala dosa dan ditempatkan di Surga Aamin. Terakhir semoga pengorbanan sebagai pemangku dan melestarikan adat di Sekampung Limo Mego bisa diteruskan.(*)