Scroll untuk baca artikel
Budaya

Piil Pesenggiri Makna bagi Masyarakat Adat Lampung Pepadun atau Saibatin

×

Piil Pesenggiri Makna bagi Masyarakat Adat Lampung Pepadun atau Saibatin

Sebarkan artikel ini
foto prosesi adat Marga Bantaran di Kalianda Lampung Selatan,- foto Ist
foto prosesi adat Marga Bantaran di Kalianda Lampung Selatan,- foto Ist

WAWAINEWS – Falsafah Pi’il Pesenggiri bagi masyarakat adat Lampung baik Pepadun atau pun Saibatin menjadi prinsip yang terus dipegang dipetuahkan oleh orang tua untuk jadi pegangan dalam menjalani hidup.

Makna Piil itu sendiri pada intinya adalah rasa malu atau pendirian yang dipertahankan, sedangkan Pesenggiri mengandung arti nilai harga diri.

Scroll untuk baca artikel

Piil Pesenggiri itu sendiri maknanya bisa dikatakan sebagai pendirian untuk mempertahankan harga diri.

Makna dari Pi’il Pesenggiri yaitu keharusan hidup bermoral tinggi, berjiwa besar, tahu diri dan kewajiban.

Pill Pesenggiri dalam arti harfiahnya memang merupakan suatu rasa harga diri yang dimiliki, namun tidak berarti hal ini harus menyebabkan seseorang mudah bersikap yang tidak wajar, seperti mudah marah atau mungkin bersikap sombong dan sebagainya.

Seseorang yang memegang teguh Piil Pesenggiri berarti memiliki kesadaran untuk dapat membangkitkan nilai-nilai positif kehormatan diri sendiri dan orang lain.
Sehingga sanggup menjalani hidup dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan.

Bukan sebaliknya, hidup egoisme dan sombong yang menunjukkan rendahnya harga diri atau runtuhnya kehormatan diri.

Hilman Hadikusuma, dalam buku Adat Istiadat Daerah Lampung, merinci bahwa prinsip Piil Pesenggiri dalam masyarakat Lampung Pepadun diantaranya Bejuluk Beadek, Nemui Nyimah, Nenggah Nyappur, dan Sakai Sambayan.

Sementara Piil Pesenggiri dalam masyarakat Lampung Sabatin menyebutnya dengan Bupil Bupesenggiri terdiri dari Khopkhama delom bekekhja, Bepudak Waya, Tetanggah tetanggah, Khepot delom Mufakat.

Dari dua versi prinsip Piil Pesenggiri/Bupiil Pesenggiri diatas sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang prinsip, hanya saja pada logat adan aksen ucapannya berbeda satu sama lain.

Maknanya, jika seorang ingin memiliki harga diri, maka pandai-pandailah menghormati orang lain (Nemui Nyimah/Bupudak waya), pandai-pandailah bergaul (Nengah Nyappur/Tetengah Tetanggah), rajin lah bekerja hingga berprestasi dan berprestise (Juluk Adek/Khopkham delom Bekekhja), dan hendaklah memiliki jiwa sosial, kebersamaan serta saling tolong menolong (Sakai Sambayan/Khepot delom Mufakat).

Bejuluk Beadek/ Khopkhama delom bekekhja

Secara etimologi Bejuluk artinya mempunyai nama dan Adek artinya mempunyai gelar. Akan tetapi, esensi dari Bejuluk Adek merupakan identitas dan jati diri masyarakat Lampung, dan itu harus dipertanggungjawabkan secara lahir dan batin, material dan spiritual.

Bagi orang yang sudah memiliki Juluk dan Adek haruslah bermoral tinggi dan menjadi teladan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.

Nemui Nyimah/Bepudak Waya