LAMPUNG TENGAH – Nasib, upah tukang galian lobang untuk proyek sanitasi dari Kementerian PUPR di Kampung Sukajaya, Anak Ratu Aji, Lampung Tengah makin tak jelas. Antara mandor dan pengawas saling lempar.
Budiyanto, mandor proyek program bantuan sanitasi untuk galian tanah saat dikonfirmasi awak media ini terkait terkait keluhan upah pekerja yang sudah selesai belum dibayar mengakui bahwa hal itu bukan urusannya.
Budiyanto, pun mengarahkan agar konfirmasi kepada salah satu pengawas dilapangan.”Maaf Pak silahkan hubungi nomor ini biar lebih jelas” ungkap Budiyanto melalui pesan WhatsApp kepada Wawai News, Senin 28 Oktober 2024.
Sementara pengawas teknis lapangan proyek sesuai arahan Budiyanto tersebut, Dimyati pun saat ditanya tidak tahu soal pembayaran upah tukang galian lubang WC untuk rombongan dari Maryanto.
Dimyati mengaku, pekerjaan pembangunan 150 titik sanitasi tersebut, bentuknya borongan secara keseluruhan mulai dari penggalian lubang untuk septitank hingga selesai 100 persen.
Dia pun menegskan terkait keluhan pekerja soal upah galian tersebut itu urusan Budiyanto.
“Saya selaku pengawasan aja secara teknis, soal upah pekerja itu kan sudah diborongkan ke pihak kampung, jadi saya hanya mengawasi, secara teknis” ujarnya.
Dimyati mengungkapkan bahwa pengadaan material dan tenaga kerja dikelola pihak kampung, kemudian soal upah pekerja memang sifatnya kasbon dulu, karena dana turun secara bertahap.
“Memang untuk upah pekerja pembangunan 150 titik WC itu tidak bisa dibayar sekaligus, secara bertahap, karena itu diborongkan dengan nominal yang tidak bisa disebutkan, dan juga progres pekerjaannya baru sekitar 30 persen” tandasnya. ***