WAWAINEWS.ID – Judi atau permainan yang menggunakan uang sebagai taruhan akhir-akhir ini membuat sengsara banyak orang.
Belakangan ini, tidak sedikit mereka yang menjual harta benda, berhutang, hingga pada kasus perceraian meningkat dengan penyebab utama karena judi online.
Bahkan tak jarang pelaku kejahatan seperti pencurian saat ditangkap polisi mengaku hasilnya untuk judi online atau untuk membayar hutang akibat judi online.
Ternyata selain berpotensi rugi secara finansial, kecanduan judi juga bisa menyebabkan gangguan terhadap kesehatan otak manusia.
Kekinian permainan judi semakin populer di masyarakat. Bahkan, kelompok usia yang terlibat dalam aktivitas judi semakin beragam dan cepat berkembang, yakni mulai dari usia 20 tahun.
BACA JUGA : Tidak miliki uang untuk judi online, remaja di Lampung Tengah ini nekat membegal
Penelitian terbaru, mencatat hampir dua pertiga dari 38 ribu lebih remaja di Kanada yang berusia 12 hingga 18 tahun mengaku pernah berjudi.
Adapun, sebagian besar judi dilakukan melalui video game yang terdapat di gawai (gadget).
Guna meneliti dampak judi terhadap kesehatan otak, sebuah studi yang dipublikasikan American Psychological Association pada Juli 2023 telah mengaitkan dampak perjudian terhadap beberapa bagian otak, seperti striatum ventral dan korteks prefrontal.
BACA JUGA : Gawat, Angka Perceraian di Bekasi di Dominasi Judi Online dan Perilaku Seks Menyimpang
Sebagai informasi, striatum ventral adalah bagian otak yang memproses reward dan emosi, seperti kebahagiaan.
Sementara itu, korteks prefrontal adalah bagian otak yang mengontrol perencanaan, mengontrol impulsif, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, kepribadian, dan pemrosesan konsekuensi potensial.
“Kedua bagian otak tersebut terlibat dalam pemrosesan hadiah, masalah sosial dan emosional, stres, dan banyak lagi,” tulis studi tersebut, dikutip Jumat (20/10/2023).
BACA JUGA : Tiga Pelaku Judi Togel Online di Sekampung, Diringkus Polisi
Berdasarkan hasil temuan studi, orang-orang yang kecanduan judi dan menggunakan zat-zat narkoba menunjukkan aktivitas striatum ventral yang lebih rendah saat mengantisipasi imbalan uang.
Penemuan tersebut seiring dengan hasil studi lain yang menunjukkan bahwa striatum ventral berkontribusi terhadap perilaku impulsif bagi para pecandu judi.
“Lalu, orang-orang dengan masalah perjudian juga memiliki volume amygdala dan hippocampus yang lebih kecil. Amygdala dan hippocampus adalah dua bagian otak yang berperan dalam pembelajaran emosional dan regulasi stres,” tulis para peneliti melalui laporan studi.
BACA JUGA : Jadi Bandar Togel Online, ASN di Pringsewu Diringkus Polisi
Selain itu, para peneliti juga berhasil menemukan alasan penyebab remaja mudah terpengaruh untuk berjudi dan berperilaku mengambil risiko lainnya. Menurut para peneliti, salah satu penyebab remaja cenderung berjudi adalah adalah perkembangan korteks prefrontal yang sangat lambat, terutama pada anak laki-laki.
Lalu, apa saja tanda-tanda kecanduan judi?