Uncategorized

PVMBG jelaskan suara dentuman bukan karena erupsi Gunung Anak Krakatau

×

PVMBG jelaskan suara dentuman bukan karena erupsi Gunung Anak Krakatau

Sebarkan artikel ini

JAKARTA  – Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyebut suara dentuman yang ramai dibahas di media sosial bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

“Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan dihubungi di Jakarta, Sabtu.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Menurut dia, erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung itu hanya mengeluarkan semburan ketinggian berkisar 500 meter.

Ia menyebut letusan yang terjadi pada Jumat (10/4) malam juga bukan merupakan letusan eksplosif dan hanya semburan.

BACA JUGA :  Warga Menolak, Arinal Izinkan Pertambangan di GAK

“Biasanya dalam jarak dua kilometer, kedengaran hanya suara desis saja,” ujarnya pula.

Sebelumnya, setelah Gunung Anak Krakatau erupsi, warganet ramai membahas suara dentuman di media sosial yang mereka duga ada hubungannya dengan erupsi tersebut.

“Suara erupsi Anak Krakatau kedengeran sampai Tanah Kusir,” kata sutradara film Joko Anwar melalui akun twitternya di Jakarta, Sabtu.

Cuitan Joko Anwar itu kemudian mendapat tanggapan ratusan warganet lainnya.

Joko mengira awalnya suara dentuman tersebut, karena ada orang yang sedang bermain drum.

Pesinetron Enzy Storia juga menuliskan cuitan di akun twitternya, karena mendengar suara dentuman.

“Ini rumah gue dari tadi kayak kedengeran suara dentuman, ya Allah ada apa lagi,” ujarnya pula.

BACA JUGA :  Pencanangan Program Percepatan Konektivitas Digital 2021

Warganet lain juga membahas terkait suara dentuman tersebut.

Hingga Sabtu pagi, tagar dentuman dicuitkan ribuan kali oleh warganet dan menduduki trending Indonesia nomor dua di twitter.

Sementar Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi malam tadi, membuat sebagian warga Banding Pesisir mengungsi di Kantor Kecamatan Rajabasa yang lokasinya didaerah dataran tinggi.

Berdasarkan informasi dari situs Magma Kementerian ESDM, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi pada Jumat (10/4/2020) malam. Letusan pertama terjadi pukul 21.58 WIB.

“Terjadi erupsi Gunang Anak Krakatau pada hari Jumat, 10 April 2020, pukul 21.58 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 357 m di atas permukaan laut),” tulis situs tersebut.

BACA JUGA :  Jaga Nama Baik Keluarga, Polri Enggan Ungkap Penyakit Ustaz Maaher

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik.

Letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal kea rah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dengan durasi 2248 detik,” tulisnya.

PVMBG merekomendasikan masyarakat atau wisatawan tidak diberbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah. (Ant/whd)