Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Tolak Junaedi Jadi Sekda Kota Bekasi, Mahasiswa Siap Turun ke Jalan

×

Tolak Junaedi Jadi Sekda Kota Bekasi, Mahasiswa Siap Turun ke Jalan

Sebarkan artikel ini
Kantor Walikota Bekasi (foto_sht)
Kantor Walikota Bekasi (foto_sht)

WAWAINEWS.ID – Proses seleksi pemilihan calon Sekretaris Daerah Pemerintahan Kota Bekasi memunculkan empat nama pejabat eselon II. Hal itu mendapat reaksi keras dari mahasiswa. Dengan mengancam apabila penetapan nama merupakan figur kontroversial, mahasiswa siap turun ke jalan melakukan aksi penolakan.

“Kita berharap sekda definitif nanti adalah figur yang cakap dan memiliki kepribadian baik (akhlakul karimah). Kota Bekasi kan kental dengan keagamaannya, jadi Sekda-nya juga harus punya mental bagus dan religius,” ujar Maulana Chafidz, mahasiswa Universitas Jayabaya yang berdomisili di Bekasi Selatan, Jumat (28/7/2023).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Jika yang terpilih mentalnya buruk, kita akan gelar aksi penolakan agar yang berwenang mencabut keputusan tersebut,” tandasnya.

BACA JUGA : Politisi Demokrat Sebut Pj Sekda Kota Bekasi Tidak Becus

Diketahui, empat nama telah muncul diusulkan menjadi Sekda Pemerintah Kota Bekasi. Diantaranya Asisten Daerah I Pemkot Bekasi Lintong Dianto Putra, Asda II Inayatullah, kemudian Kadiskominfo Kota Bekasi Hudi Wijayanto dan terakhir Kadistaru Kota Bekasi Junaedi yang kini juga menjabat sebagai Pj. Sekda.

“Kita tahu masing-masing track record keempat nama tersebut. Tentu kita dukung yang terbaik, tetapi nama Junaedi tidak layak menjadi Sekda definitif,” ucap aktivis mahasiswa asal kampus Universitas Pelita Bangsa, Muhammad Ali.

BACA JUGA : DPRD Kota Bekasi Sebut Pemkot Bekasi Tak Beretika, Gegara Alih Tugas Sekda

Dikatakan Muhammad Ali, penolakan terhadap Junaedi bukan berdasar sentimen atau tendensius. Namun dirinya mengungkap ada peristiwa masa lalu yang disayangkan oleh masyarakat.

“Saya kira publik ingat peristiwa beberapa waktu silam. Tentu ini jadi rekam jejak yang membuat miris. Ini persoalan mental, jika pimpinan tertinggi ASN bermental tidak baik, bisa dipastikan kinerjanya pun tidak baik,” pungkasnya. (*)