Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Dua Perempuan Pingsan saat Berdesakan Antre Sembako Murah di Bekasi Utara

×

Dua Perempuan Pingsan saat Berdesakan Antre Sembako Murah di Bekasi Utara

Sebarkan artikel ini
Dua warga pingsan saat mengingkuti antrean pada program Opadi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Selasa (19/3/2025)- foto Rocky
Dua warga pingsan saat mengingkuti antrean pada program Opadi atau Sembako Murah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Selasa (19/3/2025)- foto Rocky

KOTA BEKASI — Dua orang warga pingsan saat mengantri dalam program Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) atau sembako murah yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), di Bekasi Utara, pada Selasa (19/3/2025).

Dua warga perempuan jatuh pingsan akibat berdesakan di tengah antrean yang tak bergerak.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Sudah kami jadwalkan, awalnya tertib. Tapi setelah jam setengah sepuluh, warga dari kelurahan lain ikut datang lebih awal. Akhirnya massa tumpah ruah, tak terbendung,” kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Bekasi Utara, Ahmad Apandi, saat dikonfirmasi, Rabu (19/3/2025).

Apandi menegaskan bahwa pihak kecamatan hanya menyediakan tempat dan membantu menyalurkan.

BACA JUGA :  Hasbullah Sebut Banprov untuk Kota Bekasi Segera Cair

“Ini program Pemprov Jawa Barat. Kami hanya memfasilitasi lokasi. Tapi ya, akhirnya masyarakat menumpuk di sini,” ujarnya.

Diketahui bahwa dalam program Opadi Pemprov Jabar, paket sembako murah itu berisi;

  • 5 kilogram beras,
  • 1 kilogram gula,
  • 2 liter minyak goreng, dan
  • 1 kilogram terigu

Paket tersebut dijual seharga Rp72.000, dari harga normal Rp142.000. Dalam Program Opadi di Bekasi Utara Pemprov Jabar menyediakan sebanyak 3.450 paket untuk enam kelurahan, wilayah setempat.

Berdasarkan pantauan Wawai News ribuan orang memadati halaman kantor Kecamatan Bekasi Utara sejak pagi, demi mendapatkan paket sembako murah.

Namun, manajemen distribusi yang tidak matang memicu kericuhan.

Awalnya, penyaluran diatur per jam untuk setiap dua kelurahan. Tetapi, setelah pukul 09.30, antrean membeludak dan situasi tak terkendali.

BACA JUGA :  Pemerintah Janji Bantu Bangunan Korban Angin Puting Beliung di Bekasi Utara

Sumiyati (52), warga Harapan Jaya, mengaku kelelahan setelah mengantre lebih dari lima jam.

“Antri dari jam 7 pagi, baru dapat jam 1 siang. Lemas banget, apalagi sambil puasa,” keluhnya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya yang dibagi di masing-masing kelurahan, tahun ini Pemprov memusatkan penyaluran di kantor kecamatan Bekasi Utara dengan alasan efisiensi dan kuota lebih besar.

Namun, pola ini justru menyulitkan warga dan menciptakan potensi bahaya.***