LAMPUNG TIMUR – Kabar duka datang dari pejuang rupiah, seorang sopir truk muatan singkong asal Labuhan Ratu, Lampung Timur, meninggal di dalam mobil saat antri di Pabrik Singkong wilayah Lampung Tengah.
Video meninggalnya sopir truk saat antri di Pabrik Singkong itu pun beredar, terlihat kepalanya dipangku seorang anak lelaki dengan pintu sebelah kiri terbuka.
Belakangan diketahui bahwa sopir meninggal dalam mobil saat antri di Pabrik Singkong Sinar Pematang Mulia (SPM) tersebut merupakan warga Manggarawan, Desa Labuhan Ratu IV, Labuhan Ratu, Lampung Timur.
“Itu tetangga kami, orang Manggarawan, jenazahnya sudah dibawa pulang dan di makamkan di TPU,”tulis tetangganya dikolom komentar dengan menjelaskan rumahnya di depan lapangan Manggarawan.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Labuhan Ratu dengan menyebutkan bahwa nama sopir truk tersebut Jajang Sutikno atau dikenal Ujang.
“Almarhum saat mengantri di pabrik singkong itu bersama anaknya yang masih 17 tahun. Anaknya mengaku jika ia dan bapaknya berangkat Sabtu malam, dalam keadaan sehat,”jelas Kades.
Diketahui bahwa sejak beberapa waktu ini pabrik singkong dipenuhi antrian panjang ditengah anjloknya harga.
Selain harus mengantri berhari-hari, sopir mobil angkut singkong juga mengeluhkan mahalnya tarif parkir di lokasi antrian pabrik.
Salah satunya seperti di terlihat di Desa Sindang Anom, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur antrian terjadi panjang dan berhari hari untuk stor hasil singkong.
Parahnya, selain harus menunggu antrian panjang dengan biaya yang tidak sedikit, para sopir tersebut harus mbayar parkir Rp 15 ribu per mobil.
Menurut warga, di desanya banyak mobil muatan singkong ngantri dan parkir di sekitar pabrik
“Antrian mobil ini bisa berhari hari karena banyak. Jalan dan halaman rumah warga tak luput jadi tempat parkir. Bahkan antrian mobil singkong ini sampai ke desa tetangga,” kata warga.***