Scroll untuk baca artikel
MegapolitanNasionalZona Bekasi

Virus PMK Bikin Penjualan Hewan Kurban Merosot Tajam

×

Virus PMK Bikin Penjualan Hewan Kurban Merosot Tajam

Sebarkan artikel ini

WAWAINEWS – Sejak menyebar virus penyakit mulut dan kuku atau (PMK) pada hewan ternak, pedagang Hewan Kurban di Bekasi, Jawa Barat mengalami penurunan penjualan hingga 60 persen. Hal itu disebabkan para peternak di daerah mewajibkan pedagang yang membeli hewan kurban secara kontan atau tidak boleh dihutang.

“Mereka (peternak) gak mau dihutang atau sistem titip dagangan. Mereka maunya cash, ini yang menyulitkan para pedagang di sini. Kan butuh modal besar untuk jualan. Coba saja kita hitung, kalau satu ekor sapi harga Rp20 juta, kita beli 100 ekor, sudah Rp2 milyar modalnya. Belum ditambah operasional dan biaya lainnya. Makanya sekarang sedikit pedagang yang bertahan,” papar Mumu, pedagang Hewan Kurban di Pekayon, Bekasi Selatan, Kamis (18/6/2022).

Scroll untuk baca artikel

Dia menjelaskan, peternak di daerah mengalami kerugian besar akibat virus PMK. Kata dia, di daerah Jawa sampai ada satu kandang terkena virus tersebut dan menyebabkan pemilik rugi hingga milyaran rupiah.

“Banyak peristiwa hewan ternak yang kena virus ini. Makanya peternak disana minta yang beli cash, mereka gak mau rugi,” katanya saat diwawancarai media.

“Sapi saya juga empat ekor di peternak Bandung kena virus PMK. Itu saja saya sudah rugi cukup besar,” ungkap Mumu.

Selain metode pembelian, penyebab merosotnya penjualan adalah harga jual yang naik. Kata Mumu, untuk tahun ini kisaran harga perkilo sebesar Rp70 ribu, naik Rp10 ribu dari tahun sebelumnya.

“Setiap tahun harga pasti naik, ini juga jadi salah satu pertimbangan. Tetapi, yang jadi faktor besar itu tadi, peternak gak mau dihutang,” celetuknya.

Kota Bekasi
Setiap pengunjung datang diwajibkan melewati ruang sterilisasi agar terbebas virus

Dikatakan Mumu, meski harga jual sapi naik, namun diakuinya minat pembeli hewan kurban cenderung meningkat. Hanya saja, para pedagang enggan berspekulasi untuk berjualan.

“Antusias pembeli cenderung naik namun pedagang yang tidak berani ambil resiko,” ucap Mumu. Meski banyak pedagang hewan kurban yang stop penjualan pada tahun ini, dirinya tetap optimis sapi yang dijualnya bebas dari virus PMK.

“Antisipasi penyebaran virus, setiap yang berkunjung ke kandang saya harus steril. Mereka disemprot desinfektan ketika masuk atau pergi dari sini,” katanya.

Mengenai daya jual tahun ini, Mumu mengatakan dirinya hanya menyiapkan sapi sekitar 400 hingga 500 ekor di kandangnya.

“Tahun lalu penjualan saya mencapai 800 ekor. Tetapi sekarang saya gak berani, saat ini saja di kandang cuma 100 ekor. Saya optimis 60 persen penjualan dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.