Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Islah Konflik Antar Anggota DPRD Kota Bekasi Mandek, PKB Tak Hadiri Undangan BK

×

Islah Konflik Antar Anggota DPRD Kota Bekasi Mandek, PKB Tak Hadiri Undangan BK

Sebarkan artikel ini
Ketua BK DPRD Kota Bekasi Agus Rohadi memimpin Konfrensi Pers terkait pertikaian antar anggota dewan dengan menjelaskan telah melaksanakan mediasi, tapi buntu, Rabu 24 September 2025- foto doc

KOTA BEKASI – Upaya islah (perdamaian) yang diinisiasi Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Bekasi, terkait polemik adu gengsi hingga laporan polisi antaranggota dewan, berakhir buntu. Kondisi ini membuat suasana masih memanas.

Ketua BK, Agus Rohadi, dalam konferensi pers Rabu (24/9/2025), mengaku sudah jungkir balik melakukan mediasi. Ia menyebut, pihaknya sudah mengundang dua jagoan politik yang sedang berseteru, Arif Rahman Hakim (ARH) dari PDIP dan Ahmadi alias Madonk dari PKB.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Kami sudah coba komunikasi ke ketua fraksi masing-masing. Bahkan hari ini sudah kita undang hadir ke DPRD. Tapi hingga siang, pihak PKB tidak datang,” ucap Agus.

Dia pun menyampaikan jika konflik antar anggota dewan itu bermula dari rapat Banggar pada 22 September. Saat itu terjadi miskomunikasi yang berujung perasaan diremehkan. Banggar pun jadi semacam “komisi KUA” yang berinisiatif menikahkan dua kubu politik dengan akad perdamaian.

Hasilnya? PDIP masuk ke pelaminan lebih dulu. ARH hadir, bahkan menandatangani “akta damai” dengan senyum kaku ala pengantin baru. Sayangnya, pengantin satunya PKB bersama Madonk tak kunjung muncul hingga acara resepsi bubar.

“Kemarin malam sebenarnya sudah sepakat damai, case close. Tapi kenyataannya PKB tidak hadir. Kami masih berharap ada itikad baik,” kata Agus, dengan nada seperti orang yang sudah tiga kali ditinggal calon besan.

Politisi PAN ini, menegaskan marwah DPRD harus dijaga. “Tapi, kalau berlanjut ke ranah hukum, itu hak masing-masing. Tapi kan kita nggak mau DPRD ini jadi tercoreng. Saling hormati sajalah,” tambahnya.

Sementara itu, ARH tampak lebih adem. Ia mengaku sudah hadir, sudah tanda tangan, dan siap move on. “Ya, semoga ada harapan besar untuk damai. Kita ikuti kewajiban sebagai anggota dewan,” ujarnya diplomatis.

Hal ini seolah menunjukkan bahwa satu pihak sudah siap memeluk, satu pihak memilih ghosting. Publik hanya bisa berharap, kalau dewan saja susah islah, jangan heran kalau rakyat sering merasa jadi penonton tanpa undangan.***

SHARE DISINI!