wawainews.ID Kalsel – Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mengajak petani dalam negeri mengadopsi teknologi tanam dengan pola zig-zag. Pola tersebut merupakan inovasi dari Litbang Pertanian.
“Pola tanam zigzag, merupakan inovasi dari Litbang Pertanian. Produksinya per hektar bisa 24 ton. Beda dengan cara tanam biasa yang hanya 5 ton”, kata Amran Sulaiman, dalam kunjunga kerja ke beberapa daerah di Kalimantan Selatan, 25 Juni 2019.
Baca Juga: Kementan Siapkan Rp2 Triliun Dukung Kesejahteraan Petani Milenial
Cara bertanam ini sangat menarik dan menguntungkan bila dilakukan oleh petani, mengingat hasilnya jauh lebih besar dari pola tanam biasa.
“bisa 3 kali lipat dari biasanya!”, tegasnya.
Mentan berharap teknologi zigzag, bisa diadopsi oleh petani indonesia agar produksi jagung dalam negeri akan semakin tinggi, bahkan mampu ekspor ke negara lainnya. karena produksinya jauh lebih besar dan menguntungkan.
Pada kunjungannya kali ini, Amran menyempatkan diri meninjau lokasi lahan rawa percobaan Kementan di Balai Penelitian Lahan Rawa (Balittra).
Didampingi Kepala Badan Litbang Kementan Fadjry Djufry dan beberapa pejabat lainnya, Mentan langsung menuju lahan yang berada di belakang gedung kantor tersebut.
“Ini tanaman jagungnya sudah terlalu kering. Terlambat panen dan kurang terawat. Tapi kalian saya ajari satu hal yang unik ya”, ujar Amran pada awak media yang mengikutinya pagi itu.
Amran lebih lanjut menjelaskan tanaman jagung di lahan Balitra ini memang nampak kurang terawat, namun bila diperhatikan jagung tersebut ditanam dengan cukup rapat.
Menurut dia, terdapat bagian yang telah hilang buah jagungnya, namun ada juga yang masih tampak jagungnya.
Kepala Balittra Hendri Sosiawan menambahkan Tanam Zig Zag, sebagaimana disampaikan Mentan Amran, akan membuat proses fotosistensis optimal karena sinar matahari yang menyinari tajuk jagung tidak terhambat daun jagung yang saling menaungi bila ditanam lurus.
“Sistem zig-zag punya teknologi pemupukan lahan rawa, bisa kita tingkatkan juga oleh varietasnya sehingga memiliki resposivitas tinggi,” katanya
Dalam skema penanaman zig-zag nantinya membuat sinar matahari yang menyinari tajuk jagung tidak terhambat. Dari pantauan di lapangan terdapat 4 tanaman jagung pada setiap 1 pola zigzag yang berukuran sekitar 75 cm x 12 cm.
Selain skema zig-zag, dibutuhkan pemberian pupuk fosfat alam 1.000 kg per hektare, pupuk kandang 2.000 kg per hektare, kapur 1.000 kg per hektare, urea 450 kg per hektare serta KCL 100 kg per hektare. (***)