Scroll untuk baca artikel
Budaya

Temuan Benda Cagar Budaya di Ujung Kulon Penting untuk Peradaban Indonesia

×

Temuan Benda Cagar Budaya di Ujung Kulon Penting untuk Peradaban Indonesia

Sebarkan artikel ini
Temuan Benda Cagar Budaya di Ujung Kulon, Pandeglang, Banten jadi temuan penting bagi arkeolog untuk peradaban Indonesia.
Temuan Benda Cagar Budaya di Ujung Kulon, Pandeglang, Banten jadi temuan penting bagi arkeolog untuk peradaban Indonesia.

SERANG – Objek diduga cagar budaya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang, Banten, menjadi temuan penting bagi arkeolog untuk peradaban Indonesia.

Diketahui temuan tersebut berupa dua kepala arca dan lima batu berbentuk pion serta temuan batu lulumpang.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Benda diduga cagar budaya itu diperkirakan adalah peninggalan dari zaman Hindu Saiwa (Siwaisme), sekitar abad 7 Masehi.

Guru Besar Arkeologi di Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar menyebutkan benda diduga cagar budaya itu menunjukkan bahwa ada pengaruh awal dari budaya India di tanah Jawa. Hal itu ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon.

“Agama Hindu Saiwa berkembang di Jawa bagian tengah pada abad ke 8. Sebelum itu, pengaruh budaya India sudah ada di Ujung Kulon,”ujar Agus usai Diskusi Kelompok Terpumpun yang diselenggarakan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII di Serang, Jumat 26 Juli 2024.

BACA JUGA :  Pantai Carita Pandeglang, Bisa Jadi Pilihan Liburan Diakhir Tahun

Menurutnya, Ujung Kulon mendapat pengaruh lebih awal karena letaknya dari sudut pelayaran memang akan disinggahi pertama oleh pendatang di tanah Jawa.

Dikatakan bawah dahulunya, pelayaran itu bukan melintasi Selat Malaka, melainkan melalui pantai barat Sumatera. Sehingga pelayar-pelayar kapal singgahnya di tanah Jawa bagian barat, di Pulau Panaitan dan Ujung Kulon.

Agus menuturkan, tempat tersebut ditinggalkan karena kurang ada pendukung, seperti penduduknya kurang, sehingga terjadi pergeseran dari wilayah Ujung Kulon ke arah timur.
“Bergeser ke timur, lalu singgah di Pangandaran di Batu Kalde,” katanya.

Temuan ini diperkirakan sekitar sebelum abad 8, mungkin abad 7, abad 8-nya lalu berkembang di Jawa bagian tengah yaitu agama Hindu Saiwa.

BACA JUGA :  Tradisi Ngekhajang Kumbang Keluarga Sebatin yang Berjuang Menantang Zaman

“Penduduknya berkurang karena demografinya tidak banyak sehingga terjadi pergeseran dari wilayah Ujung Kulon bergeser ke timur, lalu singgah di Pangandaran di Batu Kalde. Jadi kebudayaan itu bisa berkembang jika ada pendukungnya. Jika penduduknya tidak ada maka tidak bisa,” sambung dia.

Terakhir Agus menyarankan agar temuan itu diteliti lebih mendalam dengan adanya benda-benda peninggalan diduga bersejarah itu.

“Harus diadakan penelitian selanjutnya supaya lebih mengungkap lagi jejak pengaruh India di tanah jawa,” tandas Agus.

Kepala Balai TNUK, Ardi Andono mengungkapkan, temuan benda diduga cagar budaya sangat penting untuk menguak sejarah di taman nasional yang budayanya sangat kental. Menurutnya, TNUK membuka diri untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama dengan balai dan arkeologi yang ingin melakukan penelitian.

BACA JUGA :  Wanita Hebat di Balik Museum

“TNUK membuka diri dan bekerja sama dengan kita mengeksplorasi TNUK terkait benda-benda cagar budaya sehingga apa yang ada di kita, bisa terkuak,” ucapnya.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII, Lita Rahmiati mengatakan, temuan tersebut akan diupayakan dipindahkan dari TNUK ke Museum Pemerintah Daerah setempat.

“Benda yang mungkin untuk diselamatkan itu dibawa atau dipindahkan dari Ujung Kulon dan disimpan di Museum di Kabupaten atau di Museum Provinsi, itu yang mungkin untuk dipindahkan,” kata Lita.***