Megapolitan

Orang Tua Wisudawan Institut STIAMI Kota Bekasi di Balai Samudera Kecewa Monitor di Depan Mati

×

Orang Tua Wisudawan Institut STIAMI Kota Bekasi di Balai Samudera Kecewa Monitor di Depan Mati

Sebarkan artikel ini
Orang tua mahasiswa Institue STIAMI Kota Bekasi hanya bisa mendengar suasana riuh dari dalam gedung saat menghadiri acara wisuda anaknya di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 22 Oktober 2024.
Orang tua mahasiswa Institue STIAMI Kota Bekasi hanya bisa mendengar suasana riuh dari dalam gedung saat menghadiri acara wisuda anaknya di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 22 Oktober 2024.

JAKARTA – Institut STIAMI Kota Bekasi menyelenggarakan Wisuda ke-46 untuk Program Vokasi, Sarjana dan Pascasarjana TA 2023/2024 di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 22 Oktober 2024.

Momentum itu biasanya menjadi kebanggaan dan kebahagiaan terutama bagi orang tua mahasiswa dan para peserta wisudawan sendiri. Namun hal itu berbanding terbailik ketika prosesi wisuda Institut STIAMI di Gedung kawasan Kelapa Gading tersebut.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Sebagian keluarga wisudawan terlihat kecewa mendalam. Kekecewaan para orang tua dari mahasiswa yang telah menghadiri acara wisuda anaknya dikarenakan tak profesionalnya pihak panitia. Padahal peserta wisuda telah dipatok biaya terbilang besar hingga jutaan.

BACA JUGA :  6 Anggota Polisi Korban Unhas 1104, Mulai Membaik

“Pihak panitia memberikan undangan kepada para wisudawan di damping kedua orang tua ” kata Tarmin orang tua dari salah satu wisudawan Ginanjar Bayu Zamzami, S.Log.

Dikatakan sebagai bentuk apresiasi kepada wisudawan tak jarang para keluarga dan mahasiswa ikut datang dalam acara sekalipun hanya dapat mengikuti menyaksikab wisuda dari luar ruang gedung utama.

Namun sangat di sayangkan ketika prosesi wisuda belum selesai, tapi layar monitor di luar yakni tempat orang tua menyaksi sudah mati.

“Para keluarga yang turut datang pun hanya bisa mendengarkan tanpa bisa melihat visual prosesi wisuda,”ujar Tarmin sambil geleng-geleng.

Tarmin adalah salah satu dari sekian banyak orang tua yang rela berangkat dari Kota Bekasi saat matahari baru terbit. Namun, saat prosesi yang ditunggu-tunggu monitor yang terpasang di luar gedung dibawah tenda tidak menyala.

BACA JUGA :  83 Kandidat Ikuti Seleksi Hakim Pengadilan Perikanan

“Pihak panitia mematok biaya wisuda nominal cukup besar, masak iya sih dengan biaya sebesar itu penyelenggara tidak profesional banget layar monitor sampai mati sebelum prosesi berakhir,”ujar Tarmin kesal.

Kekecewaan juga disampaikan orang tua mahasiswa lainnya akibat monitor di luar mati sebelum wisuda berakhir. Mereka mengaku kesal karena tidak bisa melihat dari layar telebisi proses wisuda anaknya.

“Parah banget, panitia wisudanya,”ujar orang tua lainnya memberikan sindirian TV gede banget tapi hanya pajangan .

Sementara itu terkait monitor tidak menyala pihak panitia Instut STIAMI dengan enteng menyebut bahwa kejadian itu qodarullah diluar wewenangnya.

“Itu diluar kewenangan kami dikarenakan layar monitor kami dari awal mengalami kendala teknis. Kami atas nama panita sangat meminta maaf atas segala kekurangan nya sehingga kegiatan tidak berjalan denga sebagai mana mestinya,”ucap panitia melalui orang tua mahasiswa yang komplain.***