Scroll untuk baca artikel
Opini

Kebun Binatang Senayan

×

Kebun Binatang Senayan

Sebarkan artikel ini
Yusuf Blegur
Yusuf Blegur

Disampaikan Oleh Yusuf Blegur

WAWAINEWS.IDDPR telah lama menjadi stempel kekuasaan bagi kejahatan entitas politik legislatif dan yudikatif. Dari gedung parlemen berubah menjadi layaknya bangunan margasatwa. Habitat legislator Senayan sepertinya memang pantas disebut kebun binatang

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Warga Jakarta khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya kini bisa bergembira karena sudah ada kebun binatang baru di daerah Senayan. Kawasan populasi hewan di Senayan menambah daftar kebun binatang yang sudah ada sebelumnya, yakni Kebun Binatang Ragunan di bilangan Jakarta Selatan.

Sebelumnya, kawasan tertentu di daerah Senayan itu menjadi tempat orang-orang terhormat dan terpercaya yang mewakili rakyat Indonesia. Orang-orang pilihan yang disumpah atas nama Tuhan dan berjanji mengemban amanat rakyat. Suaranya, kebijakannya bahkan seluruh hidupnya sudah tertuang dalam konstitusi mengedepankan kepentingan rakyat.

BACA JUGA :  Riuh Gemuruh Buruh

Namun apa lacur yang terjadi pada anggota dewan perwakilan rakyat. Seiring waktu secara perlahan namun pasti terus bertransformasi dari manusia mulia menjadi aneka binatang. Bukan binatang dalam wujud fisik, melainkan sifat dan watak yang tergambar dari ucapan, pola pikir dan perilakunya. Kebenaran dan keadilan sulit terasa bahkan sekedar mencium aromanya di tempat wakil rakyat itu. Distorsi penyelenggaraan negara terlalu sering berujung sah dan resmi melalui sidang parlemen.

Entah kegembiraan atau kesedihan yang menyakitkan. Kehadiran kebun binatang ragunan itu bisa saja menjadi tontonan dan hiburan yang menyenangkan bagi rakyat. Dengan pelbagai atraksi dan keluconnya, mereka tak kalah dengan penampilan badut dan hewan sirkus. Dalam gempuran pajak yang eksploitatif, kemiskinan yang menyelimuti dan napas sesak menahun rakyat, DPR justru menari-nari, sumringah dan terbahak-bahak penuh kebahagiaan. Terus melahirkan nelangsa rakyat seraya meminta tambahan gaji dan fasilitas anggota dewan.

BACA JUGA :  Mati Berdiri Ala Indonesia

Manusia-Manusia yang diangkat status sosial dan drajatnya karena mewakili amanat rakyat itu justru kerap tidur, bercanda dan berjoget ria kegirangan di tengah kesengsaraan dan penderitaan rakyat yang pilu dan menyayat. Orang-Orang berpendidikan yang menyandang gelar pendusta, tuna etika dan cacat moral, hidup glamor dengan banyak previllage.

Kelucuan yang sama sekali tak lucu, bahkan memuakkan dan teramat menyakitkan. Semestinya sebelum menjadi binatang, mereka harusnya menjadi pemimpin yang amanah. Dengan gaji dan fasilitas mewah yang menggiurkan mereka berkewajiban menyuarakan hati nurani rakyat, bukan sebaliknya mengkhianati dan menyakiti rakyat.

Tapi apa boleh dikata, meski dilahirkan dari rahim rakyat, mereka tumbuh besar dengan kelainan kemanusiaan. Tanpa hati dan akal yang tunduk pada Tuhan. Merekalah yang punya mata dan telinga tapi tak mau melihat dan mendengar keluhan rakyat dan perintah Tuhan, tak ubahnya binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Mengabaikan kebenaran dan keadilan, menjadi orang-orang yang tergolong lalai. Mereka yang kini menjadi penghuni Kebun Binatang Senayan.

BACA JUGA :  Ini, Calon Anggota DPR RI Lolos ke Senayan Dari Dapil Lampung

Bekasi Kota Patriot.
28 Safar 1447 H/22 Agustus 2025