Miskin Ahlak dan Kefakiran Jiwa

Oleh: Yusuf Blegur
WAWAINEWS - Terlihat dan terkesan sebagai aktifis pergerakan, rajin menyemburkan kata-kata perjuangan.
Tapi sesungguhnya yang tak tampak tapi nyata, tak lebih dari mengidap penyakit hati yang akut.
Bukan hanya sekedar pendusta yang penuh hasad, dengki dan fitnah, memecah belah kalangan perlawanan.
Perwujudan nilai berjuang, hanya mampu dimaknai dengan beras, baju dan uang.
Manusia Indonesia, dalam kehidupan personal, saat membentuk kelompoknya, hingga membangun hubungan dalam ikatan kebangsaannya.
Terasa semakin terus mengalami degradasi moral. Ada gejala merosotnya kualitas lahir batin dalam hidupnya.
Interaksi sosial yang terjalin di antara sesamanya, semakin memprihatinkan dan jauh meninggalkan nilai-nilai.
Norma-norma dan etika terbiasa diabaikan, semudah menerobos lampu merah dan aturan lalu-lintas lainnya.
Hukum positif negara dan syariat keagamaan, layaknya lagu pop kontemporer yang mudah dinikmati dan disukai, namun semudah melupakan dan menjadikannya kenangan.
Kecuali pada penguasa, sebagian besar rakyat Indonesia kerapkali mengeluh pada kenyataan-kenyataan hidup bernegara dan berbangsa.
Isu dan tema-tema demokrasi, HAM, kepemimpinan nasional dan masih banyak lagi pembahasan krusial lainnya.
Komentar