TANGGAMUS – SMK Negeri 1 Kotaagung Barat, Kabupaten Tanggamus, siap menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka jika diberi izin pada September mendatang.
Hal tersebut merujuk pada kesepakatan empat menteri bahwa daerah zona kuning dan hijau boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, sesuai kebijakan daerah masing-masing.
Kepala SMK Negeri 1 Kotaagung Barat Sri Purwatiningsih menyampaikan, sekolah yang dipimpinnya paling siap jika ada rekomendasi diperbolehkan KBM tatap muka.
“Sekolah sudah mulai melakukan persiapan seperti menyiapkan protokol kesehatan, dan tentunya meminta pernyataan orang tua siswa secara tertulis untuk memperbolehkan anaknya mengikuti KBM tatap muka,”tukasnya.
Dikatakan sampai saat ini SMK Negeri I Kotagung masih menunggu surat izin dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Karena sudah ada informasi bahwa daerah zona hijau dan kuning di Lampung mulai September mendatang diperbolehkan menggelar KBM tatap muka.
“Itu berdasarkan aturan dari Gubernur dan sudah dirapatkan oleh Kepala Dinas dengan seluruh Kacabdin se-Provinsi Lampung, bahwa untuk zona kuning dan zona hijau boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, tapi syaratnya salah satunya adalah persetujuan orang tua siswa” Kata Kepala SMK Negeri 1 Kotaagung Barat Sri Purwatiningsih kepada Wawai News ditemui di ruang kerjanya, Kamis (13/8/20)
Menurutnya, sejak Maret 2020 lalu sekolah tersebut telah menerapkan pembelajaran secara online banyak, wali murid merasa keberatan menjadi guru di rumah
Keluhan lainnya secara ekonomi, tidak semua orang tua siswa mampu membelikan anaknya handpjon android beserta kuota. Sehingga banyak dari wali murid berharap sekolah bisa melakukan segera melaksanakan KBM tatap muka, tapi tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat.
“Untuk pendidikan karakter anak saya rasa tidak bisa secara online, bisa saja saat anak-anak belajar online tidak memakai baju, sambil tiduran atau sedang di kamar mandi mana kita tau kan,”ungkapnya.
Dalam hal itu, Sri menyampaikan bahwa pihak sekolah telah menyiapkan fasilitas sesuai protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun, termogan/alat pengukur suhu tubuh, masker dan tetap menjaga jarak.
“Sekolah akan mengatur jadwal, paling lama waktu pembelajarnya selama 4 jam, dan secara bergilir, dan itu hanya untuk pelajaran produktif, seperti pelajaran praktek dibidang teknik listrik, dan perbengkelan” Turupnya (Mukhtar)