Scroll untuk baca artikel
OpiniPolitik

Seberapa Tangguh PDIP Oposisi Lagi?

×

Seberapa Tangguh PDIP Oposisi Lagi?

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Kabupaten Tanggamus mengakui Fraksi PDI Perjuangan belum persoalan menyangkut MN yang diduga menghamili Nakes hingga melahirkan tanpa dinikahi dan diduga memeloroti uang Nakes hingga puluhan juta

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Terdapat dua kemungkinan profil kabinet pasca kemenangan Prabowo-Gibran pada pemilu 2024.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Pertama, kabinet collaborative. Merangkul pihak yang kalah. Seperti Kabinet Presiden Joko Widodo periode kedua.

Kedua, kabinet dengan opisisi, seperti pada massa presiden SBY. Ketika PDIP kalah, maka ia oposisi. Kemungkinan keduanya juga ditentukan karakter figur puncaknya yang tidak sama.

SBY dianggap kurang ajar oleh Megawati. SBY anak buah Megawati di kabinet. Ia membentuk partai dan ikut kontestasi menjadi presiden. Melawan Megawati.

Megawati yang merasa superior itu ternyata dikalahkan. Sebanyak dua kali Pilpres.

BACA JUGA :  Makna Kunjungan Prabowo ke RRC

Keduanya sama-sama memasang pride (harga diri) tinggi. Sebagai presiden terpilih, SBY tidak mau mundhuk-mundhuk (merunduk-runduk), merengek-rengek mengajak Megawati masuk kabinet.

Megawatipun sama dan sebangun. Memasang pride tinggi. Tidak mau luluh dengan anak buah yang dianggap kurang ajar itu. PDIP memilih oposisi selama 10 tahun.

Berbeda dengan Presiden Joko Widodo. Ia mengulurkan tangan kepada lawannya, Prabowo. Untuk masuk kabinet. Prabowo pun menyambutnya dengan tangan terbuka.

Jika sikap itu diterapkan pasca pilpres 2024, kabinet collaborative mungkin saja terjadi. Prabowo dan Jokowi menanggalkan pride. Mengajak PDIP masuk kabinet. Prabowo dan Joko Widodo merupakan satu paket. Prabowo merupakan calon yang di endorse Joko Widodo.

BACA JUGA :  Pilkada dan Masa Depan Partai