Scroll untuk baca artikel
Nasional

IKABOGA Luncurkan “Jakarta UKM Makanan Go Global”: Dari Warung Pinggir Kali ke Lidah Dunia

×

IKABOGA Luncurkan “Jakarta UKM Makanan Go Global”: Dari Warung Pinggir Kali ke Lidah Dunia

Sebarkan artikel ini
Dewi Motik Pramono enghadiri seminar IKABOGA di Museum Sejarah Kota Tua, dalam rangka menyongsong lima abad Jakarta, untuk mengusung UKM Makanan Go International, Sabtu 5 Juli 2025 - foto doc
Dewi Motik Pramono enghadiri seminar IKABOGA di Museum Sejarah Kota Tua, dalam rangka menyongsong lima abad Jakarta, untuk mengusung UKM Makanan Go International, Sabtu 5 Juli 2025 - foto doc

JAKARTA – Menyambut lima abad Kota Jakarta, Ikatan Ahli Boga Indonesia (IKABOGA) tak mau sekadar meniup lilin ulang tahun. Mereka memilih resep yang lebih ambisius, menjadikan soto Betawi dan kerak telor sebagai bintang tamu di panggung kuliner dunia melalui program strategis “Jakarta UKM Makanan Go Global.”

“Jakarta itu kaya akan cita rasa, terutama makanan khas Betawi. Kenapa tidak kita jadikan sebagai identitas kuliner global?” ujar Dewi Motik Pramono, usai mengisi seminar di Musium Sejarah Kota Tua, dalam rangka menyongsong 5 Abad Jakarta, Sabtu 5 Juli 2025.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Maestro kuliner dan aktivis UMKM kawakan, Dewi Motik Pramono, menegaskan program “Jakarta UKM Makanan Go Global.” tersebut bukan sekadar jargon manis ala seminar hotel berbintang.

BACA JUGA :  Geguduh, Camilan Khas Lampung yang Bikin Ketagihan!

Ini adalah gerakan konkret agar pelaku UMKM kuliner yang selama ini sibuk ngulek sambal dan menghitung kembalian di warung naik kelas ke pasar global.

“Ini saatnya UMKM makanan Jakarta berhenti cuma jadi topik lomba 17-an dan mulai unjuk gigi di pasar dunia.”tegas pendiri Lembaga Kursus Demono ini.

Menurut Dewi Motik, digitalisasi adalah bumbu wajib kalau mau rasa rendang jengkol sampai ke meja makan di New York atau Tokyo. “Produk kita enak? Bagus! Tapi kalau cuma dijual di grup WhatsApp RT, ya cuma sampai situ saja nasibnya,” sindirnya.

Ia menekankan pentingnya media sosial dan platform digital sebagai ‘etalase kekinian’ yang bisa menyulap penjual kue cucur jadi eksportir camilan mancanegara asal tahu cara bikin konten dan caption yang menggoda.

BACA JUGA :  Trenggono Lepas Jabatan di Agrinas dan KKIP

“Itu kekuatan digital marketing. Gratis tapi bisa bikin viral. Daripada nunggu duta besar lewat depan warung kita, mending mulai dari Instagram dulu,” selorohnya.

IKABOGA bukan cuma komunitas tukang masak yang tukeran resep. Di tangan Dewi Motik, organisasi ini menjelma jadi jaringan strategis lintas wilayah online dan offline yang siap jadi kompor penggerak UMKM.

“Promosi sekarang nggak harus lewat baliho. Yang penting, produk kita layak, packaging menarik, dan ada yang bantu dorong. Nah, IKABOGA itu bensinnya,” tegasnya.

Program ini bukan iseng-iseng. IKABOGA ingin ikut memastikan bahwa Jakarta tidak hanya dikenal karena kemacetan dan banjir, tetapi juga karena kekuatan kuliner yang mampu bersaing secara global.

BACA JUGA :  13 Komjen Polri Dalam Bursa Calon Kapolri

Lewat branding, literasi digital, dan peningkatan mutu, Dewi Motik optimistis bahwa pelaku UMKM Jakarta bisa menyuguhkan pengalaman kuliner yang tak kalah dari negara tetangga.

“Kita punya bumbu, punya cerita, punya rasa. Tinggal bikin dunia mencicipi. Jakarta itu bukan cuma pusat pemerintahan, tapi juga dapur dunia yang belum dibuka,” tutupnya.***