Scroll untuk baca artikel
Lingkungan Hidup

Bandel, Alat Sedot Pasir di Area Tambang Liar Desa Sidorahayu Masih Beroperasi

×

Bandel, Alat Sedot Pasir di Area Tambang Liar Desa Sidorahayu Masih Beroperasi

Sebarkan artikel ini
kondisi tempat aktivitas tambang pasir ilegal di Desa Sidorahayu, Waway Karya. Ironisnya meski Kanit Tipidter dan Kapolres telah memerintahkan ditutup, tapi alat sedot pasir di desa tersebut masih beroperasi, Selasa 27 Mei 2025. - foto Jali

LAMPUNG TIMUR – Polisi dari Polres Lampung Timur diminta bertindak lebih tegas terkait aktivitas tambang pasir liar di wilayah Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur. Pasalnya sampai saat ini alat sedot pasir di Desa Sidorahayu masih beroperasi.

Padahal Kanit Tipidter dan Kapolres Lampung Timur secara tegas meminta segala aktivitas tambang pasir liar di wilayah Waway Karya untuk berhenti beroperasi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Namun ironisnya di lokasi tambang pasir liar di Desa Sidorahayu yang dikomandoi oleh Kades Sumberrejo dan Adik Kandung Gus Mitrah dengan dalih untuk cetak sawah tersebut, terpantau alat sedot pasir masih beroperasi dan belum berpindah dari lokasi.

“Kami cek siang tadi, terlihat masih ada alat sedot pasir di lokasi aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu, Waway Karya, terpantau masih beroperasi,”ungkap Ghofur kepada Wawai News, Selasa 27 Mei 2025.

Diduga aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu masih beroperasi dengan cara kucing-kucingan pada malam hari, hal itu terlihat alat sedot pasir meski telah viral disoroti awak media, tapi belum berpindah masih di lokasi areal galian pasir liar.

Namun saat dikonfirmasi Kepala Desa Sumberrejo Jeni Aditia, yang sebelumnya disebut sebagai penanggungjawab aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu tersebut tidak menjawab.

Dikirim pesan menanyakan kenapa masih beroperasi dan ditelpon whatsApp, tidak merespon meskipun dalam kondisi aktif.

Sebelumnya, diberitakan aktivitas tambang pasir ilegal di Desa Sidorahayu, Kecamatan Waway Karya, Lampung Timur, telah jelas dan terang benderang terkait sosok dibalik aksi perusak lingkungan tersebut. Bahkan telah membawa nama institusi Polri

BACA JUGA :  Warga Keluhkan Bau Menyengat dari Limbah Pakan Ikan di Pugung, Lampung Timur

Khoerun adik kandung dari penceramah Gus Miftah terang-terangan mengaku bahwa galian tersebut miliknya dengan membawa nama institusi Polri dan telah terkonfirmasi dan aman.

Namun, meski keduanya telah mengaku sebagai pengendali aktivitas tambang liar tersebut dengan dalih atas permintaan warga yang ingin lahannya dijadikan sawah, mereka masih bebas berkeliaran tak tersentuh hukum.

“Wajar saja, tambang pasir liar di Lampung Timur marak, karena para pelaku meski telah terang benderang, bebas berkeliaran tak tersentuh hukum,”terang Medi Mulia, ketua BPAN Lampung kepada Wawai News Selasa 20 Mei 2025.

Padahal satu pelaku mengaku adik kandung Gus Miftah sudah jelas mengakui tambang pasir liar di Sidorahayu miliknya dan mengaku telah komfirmasi ke Polda dan Polres Lampung Timur dan memastikan aktivitas tersebut aman.

Medi, mengaku telah melaporkan langsung ke Polisi melalui saluran whatsApp atas isi chating adik Gus Miftah tersebut dengan Ormas di Waway Karya yang beredar. Tapi, sepertinya masih di biarkan, kemungkinan ada dugaan ada orang kuatnya.

“Pelaku aktivitas tambang pasir liar sudah terang benderang mengakui jadi tamengnya. Bahkan ada bukti whatsApp dengan membawa nama institusi Polri, anehnya masih dibiarkan, tidak di proses,”ujar Medi meminta jangan salahkan warga berspekulasi miring ke institusi Polri jika masih dibiarkan.

Foti Kiri Kades Sumberrejo Jeni Aditia dan kanan Khoerun Adik Kandung Gus Miftah yang mengendalikan Tambang Pasir di Desa Sidorahayu, dengan dalih untuk cetak sawah – foto kolase sumber internet

Pengakuan Khoerun Adik Kandung Gus Miftah

Terungkap, tambang pasir liar di Desa Sidorahayu, Kecamatan Waway Karya, Lampung Timur, ternyata beroperasi diduga karena di backup oleh M. Khoeron, adik kandung Da’i Kondang Gus Miftah.

Hal tersebut berdasarkan screenshot pecakapan WhatsApp antara M Khoerun dengan seorang pengurus Ormas di wilayah Waway Karya yang didapat awak media Wawai News, Sabtu 17 Mei 2025.

BACA JUGA :  Sudah Lapor ke LH, Kali Sekampung Tetap Menghitam Akibat Limbah

Dalam percakapan screenshot WhatsApps dengan salah satu Ormas di Waway Karya tersebut, M Khoerun adik kandung Gus Miftah terbaca memperkenalkan dirinya “Saya Gus Khoeron adik kandung Gus Miftah dinda”tulis pesan itu.

Lebih mencengangkan bahwa M Khoerun juga menulis dalam percakapan itu bahwa tambang pasir di Sidorahayu seolah telah terkondisikan dengan menyebutkan jika Polda dan Polres udah dikonfirmasi dan aman.

Sedangkan posisi Kades Sumberrejo Jeni Aditia, disebutkan dalam pesan WA ke Ormas tersebut, hanya sebagai orang yang disuruhnya untuk menjaga lokasi.

Percakapan berlanjut seperti memberi arahan tertentu ke pengurus Ormas di Waway Karya, kemudian M Khaeron seolah memberi tahukan bahwa aktivitas tambang pasir liar yang tengah jadi sorotan awak media di Desa Sidorahayu adalah miliknya dan Kades Sumberrejo Jeni Aditia.

Begini isi percakapannya singkat itu.

“Soal tambang itu aslinya punya saya dan yang rusuh (mungkin Typo asli tulisannya Suruh) suruh jaga lurah Jeny ya, artinya punya kita dua, untuk Polda dan Polres udah kita konfirmasi aman Dinda”tulis M Khoeron di whatsApp yang dikirim ke pengurus Ormas di Waway Karya.

screenshot Wa adik Gus Miftah yang didapat Wawai News

Diketahui bahwa nama Khoerun juga pernah disebut oleh Kades Sumberrejo Jeni Aditia yang sebelumnya disebut warga sebagai pengendali aktivitas galian pasir liar di Desa Sidorahayu.

Kades Sumberrejo Jeni mengakui bahwa dirinya dan Khoerun diminta untuk membantu oleh warga terkait aktivitas galian pasir di desa Sidorahayu tersebut untuk cetak sawah.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah M Khoerun adik Kandung Gus Miftah, melalui saluran whatsApp terkait kebenaran isi percakapan screenshot whatsApp yang diterima Wawai News, hanya menyampaikan jika dirinya diminta tolong oleh Kades Jeni untuk pendampingan warga dalam mencetak sawah.

BACA JUGA :  Tambang Pasir Liar di Tanjungwangi Waway Karya Masih Beroperasi, Padahal Bulan Lalu Dipasang Police Line?

“Kami luruskan bahwa aktivitas galian pasir di Desa Sidorahayu untuk cetak sawah, itu punya warga, kami hanya sebagai pendamping,”ujar M Khoerun menjawab konfirmasi Wawai News pada Sabtu 17 Mei 2025 malam.

Ia pun mengungkapkan bahwa masalah tambang pasir di Desa Sidorahayu tersebut berawal dari aduan masyarakat, bahwa ada satu warga Sidorahayu sendiri pernah menyampaikan keresahan pada saat membuka areal sawah yang sekarang sudah sukses.

Dari kesuksesan salah satu warga tersebut, banyak warga lain ingin ikut mengolah lahannya menjadi sawah. “Nama juga orang kampung,”jelasnya kembali menegaskan dirinya dan Kades Jeni hanya mendampingi warga untuk percetakan sawah itu.

Dikonfirmasi maksud dari WhatsApp bahwa pihak Polda dan Polres sudah aman, M Khoerun memberi klarifikasi bahwa perihal kepolisian atau pihak terkait, dia mengaku sebelumnya pernah diajak Kades Jeni ke Polres Lampung Timur.

“Kades Jeni memang pernah mengajak saya konfirmasi ke pihak kepolisian, pertama ke Polres ke pihak Kanit Tipidter Polres Lampung Timur, pamit untuk menggali pasir, mencetak sawah dan pasirnya akan dimanfaatkan, dibolehkan, asalkan untuk cetak sawah,”jelas Khoerun.

Kades Jeni kepada Wawai News mengakui setelah adanya imbauan dari Kecamatan untuk menghentikan aktivitas galian pasir di Desa Sidorahayu mengatakan saat ini telah tidak ada lagi aktivitas galian.

Ditanya kapan mengembalikan lahan yang telah diobrak-abrik untuk galian pasir liar tersebut, Jeny hanya menjawab menunggu setelah ada modal lagi. Ia pun mengatakan aktivitas yang dilaksanakan tersebut baru berjalan 7 hari.

Jeni pun mengklaim hal sama bahwa galian pasir tersebut tujuannya untuk cetak sawah, pasir yang dijual untuk biaya excavator karena pemilik lahan tidak memiliki modal.***