Opini

Pemuda, Bangkit Melawan atau Mati Kelaparan

×

Pemuda, Bangkit Melawan atau Mati Kelaparan

Sebarkan artikel ini
Hari Sumpah Pemuda Tanggal 28 Oktober (ilustrasi)

Oleh: (Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle)

WAWAINEWS – Berbagai berita hari ini tentang Sumpah Pemuda mengharapkan kejuangan pemuda untuk membangun persatuan nasional, sebagaimana yang diharapkan bangsa ini jika merujuk pada sejarahnya, Sumpah Pemuda 1928.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Persoalannya adalah apakah pemuda kita ini, saat ini, mempunyai kemampuan untuk berbicara nasionalisme? Atau sebaliknya, pemuda saat ini menjadi beban negara yang harus diselamatkan?

Baca juga: Buku Yusuf Blegur ‘Jokowi Pahlawan atau Penghianat’ Diapresiasi

Dalam tulisan saya terdahulu, ‘”Gelombang PHK dan Perfect Storm”‘: Buruknya Nasib Buruh Indonesia “, 12/10/22, yang dapat diakses beberapa media online, telah dibahas lebih dari satu juta pengangguran baru selama 9 bulan tahun ini.

BACA JUGA :  KUD, Pangan dan Bencana De-Soehartoisasi

Hal itu dapat dilihat dari 2,2 juta pencairan JHT. Banyak diantara mereka kaum muda, karena tabungan JHT nya masih beberapa tahun. Pertanyaannya seberapa besar pengangguran kaum muda?

Dalam data bank dunia, https://data.worldbank.org/indicator/SL.UEM.1524.ZS?locations=ID, pengangguran kaum muda usia 15-24 tahun berada pada angka 16% tahun 2021. Jauh di atas kelompok usia lainnya atau angka total 5,8 % (Februari 2022). Angka usia 15-24 ini berada pada 15,9% pada saat Jokowi mulai berkuasa.

Baca juga: Anies dan Demokrasi Bau Amis

Pada saat SBY berkuasa, pengangguran kaum muda usia itu berkisar 26%, turun hampir 10% ketika SBY turun. Artinya, selama Jokowi berkuasa pengangguran kaum muda usia ini tetap begitu saja, secara rerata.

BACA JUGA :  Haji dan Politik Identitas Global

Jumlah usia 15-24 berjumlah 21,3 juta jiwa dan usia 15-44 tahun berjumlah 88,61 juta jiwa. Jika kita asumsikan usia muda itu di bawah 45 tahun, maka jumlah usia sangat muda memasuki dunia kerja hampir mencapai 25%.