Scroll untuk baca artikel
Opini

Sebuah Lagu Kekuasaan

×

Sebuah Lagu Kekuasaan

Sebarkan artikel ini
Yusuf Blegur
Yusuf Blegur

Oleh: Yusuf Blegur

Naik-naik ke puncak jabatan, tinggi-tinggi sekali.

Scroll untuk baca artikel

Naik-naik ke puncak kekuasaan, kuat-kuat sekali.

Kiri-kanan kulihat korupsi, banyak perampokan uang negara.

Kiri-kanan kulihat kejahatan, banyak tindak kedzoliman.

Sebagian besar rakyat Indonesia, pasti masih mengingat sosok Saridjah Niung atau yang akrab dipanggil Ibu Soed (26 Maret 1908 – 26 Mei 1993).

Pendidik dan pekerja seni ini, bukan hanya sukses menciptakan lagu anak-anak yang populer seperti Burung Kutilang, Naik Delman, Kupu-Kupu,

Hai Becak dan Naik-naik Ke Puncak Gunung. Ibu Soed juga menghasilkan lagu-lagu Berkibarlah Benderaku, Bendera Merah Putih dan Tanah airku yang sarat semangat kebangsaan.

Pencetus batik terang bulan konsepsi Bung Karno yang pernah membuat naskah dan pementasan sandiwara.

Ibu Soed juga pernah membuat grup tonil yang pernah manggung untuk menghibur pemuda dan mahasiswa Club Indonesia pada masa pergerakan nasional.

Melalui kejeniusannya, beliau mampu menciptakan karya-karya seni dan budaya yang menginspirasi dan memotivasi.

Bersama ciptaannya baik lagu-lagu anak maupun lagu wajib nasional, Ibu Soed mampu membawa pesan-pesan nasionalisme dan patriotisme.

Kini seluruh rakyat Indonesia hanya bisa mengenang Ibu Soed lewat lagu-lagunya yang masih bisa dinikmati hingga generasi kekinian.

Kepergian sosok Ibu Soed tidak serta-merta menghilangkan pesan-pesan moral dan semangat keindonesiaan buat generasi berikutnya.

Terutama masih sangat relevan dengan situasi aktual negeri ini yang tengah mengalami krisis kebangsaan.

Ketiadaan rasa cinta tanah air dan kebanggaan sebagai anak dan orang Indonesia.

Bangsa ini telah kehilangan keceriaan, kegembiraan dan kebahagiaan sebagaimana yang tertuang dalam lagu-lagu Ibu Soed.

Betapa sulitnya menemukan kepemimpinan dan keteladanan di bumi Panca Sila.

Seperti me-refleksikan salah satu lagu anak legendaris Ibu Soed yang berjudul Naik-naik Ke Puncak Gunung.

Kini tak ada lagi desa yang asri.