Scroll untuk baca artikel
Opini

Bunuh Diri Ala Benny Rhamdani

×

Bunuh Diri Ala Benny Rhamdani

Sebarkan artikel ini
Yusuf Blegur
Yusuf Blegur

Disampaikan Oleh Yusuf Blegur

WAWAINEWS – Mencoreng nama eksponen 98 dan cenderung anti demokrasi. Seolah-olah menyebut dirinya sebagai aktifis pergerakan sejati, ternyata hanya sebatas pemburu harta dan jabatan.

Scroll untuk baca artikel

Penjilat dan pengemis kekuasaan serta pelaku agiprop yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Benny Rhamdani pantas dan sepatutnya mendapat sanksi sosial dan hukum.

BACA JUGA: Anies Urung Hadiri Muktamar Al-Isryad di Purwokerto. Kenapa?

Lagaknya seperti orang hebat. Merasa pintar, kuat dan berkuasa. Di hadapan Jokowi, Benny Rhamdani bukan cuma sekedar membuktikan dirinya penjilat sejati. Ketua Barikade 98 itu, melakukan provokasi yang dapat memicu degradasi sosial dan disintegrasi bangsa.

Demi urusan perut dengan cara ngoyo menikmati kue-kue kekuasaan, ia seperti tak punya rasa malu dan harga diri. Ketua Badan Perlindungan Pekerja Buruh Migrain (BP2MI), mengumbar rasa kebencian dan sikap permusuhan baik kepada aktifis pergerakan khususnya dan rakyat pada umumnya. Benny seakan menabuh genderang perang kepada rakyat yang mayoritas Islam.

Dengan menantang dan menghasut, agar gerakan kritis dan kesadaran perlawan segera diambil tindakan tegas dan dikriminalisasi. Benny tak ubahnya sedang memprovokasi presiden. Benny Rhamdani lupa kalau ia sendiri pernah menjadi aktifis dan melawan rezim kekuasaan tirani pada masa ode baru.

BACA JUGA: G20, Apa Yang Kita Harapkan?

Ia lupa diri, kemaruk harta dan jabatan, bikin malu roh perjuangan aktifis 98 dan semangat reformasi. Seakan tak punya kesadaran kritis dan kesadaran makna. Benny Rhamdani terlalu kerdil hingga lupa kalau tak ada pesta yang tak akan berakhir, tak ada kekuasaan yang abadi kecuali kekuasaan Tuhan.

Sikap arogansinya dan mentang-mentang terhadap rakyat di depan Jokowi. Menunjukkan kebodohannya sendiri, sikap hipokrit dan menghalalkan segala cara demi nafsu harta dan jabatan. Pikiran dan kata-katanya penuh hasut dan dengki, terutama pada yang berbeda pandangan dan sikap terhadap pemerintah.