BudayaLampung

Sejarah Keratuan Pugung, Melinting dan Ratu Darah Putih

×

Sejarah Keratuan Pugung, Melinting dan Ratu Darah Putih

Sebarkan artikel ini
Taman Purbakala Pugung Raharjo
Batu Kelamin, situs magelitik di areal Taman Purbakala Pugung Raharjo, Kabupaten Lampung Timur

Keterangan Ratu Pugung dan dimana tempat Pugung menurut buk turunan Ratu Darah Putih yang ada di Kampung Maringgai, Marga Melinting berbunyi Sbb;

“Ini asal Ratu di Pugung namanya Ratu Galuh kampungnya suku apus, waktu Ratu Empat bebagi tanah di Sekala Brak dia pulang maka dia laju pindah di Pugung ialah Nama Ratu di  Pugung.  Tempat pugung itu diantara Gunung Sugih  Besar dan Bujung.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Tempat Pugung berdasarkan keterangan pemuka adat setempat adalah yang sekarang Taman Purbakala Pugung Raharajo, desa Pugung Raharjo yang letaknya diapit Desa Gunung Sugih Besar dan desa Bojong Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur, berarti dua pendapat terdapat kesamaan.

Kata Pugung Raharjo, mempunyai dua suku kata yaitu Pugung adalah nama sudah ada terlebih dahulu yang menurut bahasa daerah setempat menunjukkan tempat yang tinggi dan Raharjo adalah yang ditambahkan setelah datangnya para Transmigran di daerah tersebut, Raharjo artinya, ‘Subur’.(Endjat.DJ,1985:12).

Begitu banyak benda-benda peninggalan yang ada di lokasi taman purbakala kita dapat melihat peninggalan yang berasal dari tradisi megalitik (zaman prasejarah), klasik (Hindu/Budha) dan bekembangnya agama islam dibawah ini akan di tampilakan beberapa saja yang mewakili masing- masing periode zamannya.

BACA JUGA : Tarian Peninggalan Ratu Melinting Tampil Memukau di Istana Dalam Peringatan HUT ke-78 RI 

Menurut Robert Von Heine Geldren, pembawa kebudayaan megalitik ke Indonesia adalah bangsa ras Austronesia kira-kira pada tahun 2500-1500 SM.

Melihat benda–benda yang ditemukan di lokasi tersebut yang sudah di teliti oleh team gabungan antara Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN) dengan Pennsylvania Museum University dari USA, dari keterangan para ahli  pugung sudah ditempati masusia sejak 2500 sebelum masehi.

BACA JUGA :  Sambil Miwang Lunik, Terdakwa Penganiayaan Wartawan di Tanggamus Minta Diputus Ringan

Periode zaman prasejarah, adapun tradisi megalitik ciri cirinya dapat dilihat dengan dengan adanya alat alat kehidupan yang terbuat dari batu – batu besar seperti menhir (batu tegak)  sebagai tanda peringatan tempat pemujaan, dolmen (meja batu) sebagi tempat musyawaah,  kubur batu sebagi tempat penguburan lokasi benda-benda trdapat dalam satu komplek dan masyarakat setempat menyebunya  lokasi batu mayat.

(gambar 2) peninggalan sejarah

Adapula punden (gambar 3) yaitu gundu

punden Berundak

kan tanah yang ber unduk-unduk (teras) berbentuk bujur asangkar ber undak dua maupun tiga fungsi sebagai pemujaan roh-roh nenek moyang.

Ada pula benteng (gambar 4)

tanah yang bentuknya gundukan tanah tinggi 2- 3.5 m dan pada bagian luarnya terdapat parit yang dalamnya 3-5 meter beteng ini adalah tampat perlindungan dari musuh atau binatang buas.

Periode zaman klasik ditandai ditemukan patung yang terbuat dari batu adesit (arca batu) yang didiuga keras oleh par ahli adalah patung Budhisatwa ( gambar 5) yang dinamakan oleh penduduk seempat adalah “Putri Badriah’ berarti kita mendapat gambaran bahwa agama budha pernah diunut oleh masyarakat pugung pada waktu itu, adanya keramik asing dari cina yang berasal dai dinasti Sung berasal dari abad X.

gambar 5

Periode arkeologi Islam dapat dlihat dari adanya penemuan pecahan keramik asing (gambar 6) yang tersipan di rumah impormasi pugung raharjo ,dari hasil penelitian tampaknya seluruhnya beasal dari cina yang berasal daridinasti Ming dari abat XVI dan XVII.

BACA JUGA :  Waduh, Warga Sadar Sriwijaya Lampung Timur Diserang OTK di Rumah Sendiri
gambar 6

Adapula prasti Dalung (gambar 7) yang terbuat dari tembaga yang beraksara Pegon (aksara  Arab) , berbahasa Banten berangka tahun 1100H. dukeluarkan oleh Kesultanan Banten isinya perjanjian perdagangan dan pelayaran di wilayah Lampung.

gambar 7 Benteng lokasi Serikulo Desa Negra Saka

Dengan adanya pecahan-pecahan keramik asing khususnya keramik cina memainkan peranan penting dalam penelitian akeologi karena keramik cina sudah jelas kronoloisnya.

Keramik Cina dapat diindentitifikasikan kembali kepada diansi-dinasti Cina yang pernah memerintah.

Kronologi ini sangat penting karena dapat memberikan data pertanggalan kepada situs arkrologi dan dengan demikian keramik asing berfungsi sebagai penentu pertanggalan relative.

Di situs Pugung raharjo keramik tertua berasal dari abad ke 10  dan yang termuda abad ke 17 M.

Dari keterangan para peneliti Pugung memberikan gambaran kepada kita, bahwa situs Pugung Raharjo setidak ditinggalkan oleh penduduknya, atau penghuninya pada akhir abad ke 17 atau awal abad ke 18.

Namun mengapa sebab situs situs di tinggalkan pada abad ini belum terugkap karena data-datanya masih relative sedikit.

Kemudian pertanyaan kemana pindahnya penduduk pugung sampai saat ini belum diketahui, tapi gambaran dapat di sebutkan oleh para ahli Pugung telah dihuni oleh masyrakat yang memiliki aturan-aturan yang dianut serta ditaati oleh keseluruhan penduduknya, hal ini berlangsung sejak berabad-  abad  permulaan masehi.

gambar8  Lokasi Serikulo Desa Negara Saka dipiggir Sungai Sekampung

Dari pemuka-pemuka adat setempat mengatakan desa Pugung Raharjo tadinya juga merupakan suatu kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Ratu Di Pugung menurut keterangan diperkirakan keratuan Pugung bediri pada zaman klasik (Hindu/Budha).

Kapan mulai Keratuan Pugung dan berakhirnya ratu di pugung memerintah  sampai saat ini  belum di  temukan data-data  yang cukup.

BACA JUGA :  Kecewa Tuntutan Jaksa, SPT Akan Gelar Aksi Jelang Putusan Terdakwa Kakon Way Nipah

Keterangan mengenai keturunan Ratu Pugung menurut buk turunan Ratu Darah Putih yang ada  di Kampung Meringgai Marga Melinting berbunyi sbb:

Ratu  Pugung ada putra  nama Minak Sang Bare Masakti,  Minak Sang  Bare  Masakti materaken Minak Riyo Puhawang, Minak Riyo Puhawang Materaken Temenggung Kalelatun – Temenggung Kalelatun puteranya dua, satu Dapati Lebuh Kaca dua Minak Riyo Jalan yang muda. Maka Temenggung Kalelatun semua anak bini dan Kaum dan rakyatnya dibawanya pindah dari Pugung pindah  di Serikulo  yang dekat Kampong Negara Saka sekarang “

gambar 9

Pada masa Temengung Kalelatun terjadi perpindahan dari Pugung ke Serikulo yaitu Negara Saka, Kecamatan Jabung Sekarang. Berdasarkan keterangan Raden Hasan Jaya Ningrat (2012), bahwa serikulo terletak di desa Negara Saka di lokasi itu terdapat Benteng (gambar 9) bentuknya sama seperti yang ada di Pugung yang disebut orang zaman dahulu beteng Mandawana dan letaknya di pinggir Sungai Sekampung (gambar 10).

gambar 10 Makam Minak Kejala Bidin di Dusun Keramat Desa Asahan

Saat ini, tanah yang disebut Serikulo, pemiliknya adalah Bapak Kriyo Abu Husin, menyatakan bahwa berdasarkan riwayat orang tuannya tanah itu bernama Serikulo, asal tanah dari warisan orang tuannya Hi. Hasan (alm) mantan kepala Desa Negara Saka, pada lokasi tersebut saat kami kunjungi banyak ditermukan pecahan Keramik yang diduga Keramik Cina (Gambar 11) dan keramik itu bentuknya sama seperti keramik yang ada di pugung

gambar 10 Way Sekampung Bandar Asahan di Desa Asahan

Diperkirakan pada masa itu sekitar awal abad ke 16 masyarakat Keratuan Pugung masih  menganut agama  Hindu  dan Budha disamping kepercayaanAnimisme.

  1. Kesultanan Banten