Menyebarnya agama Islam di daerah Keratuan Pugung melalui proses hubungan pertalian darah, terjadinya perkawianan antara penguasa Banten pada waktu itu ialah Sultan Maulana Hasanuddin dengan Puteri dari Keratauan Dipugung yang bernama Puteri Sinar Alam dari perkawinan ini lahirlah ”Minak Kejala Bidin” yang merupakan cikal bakal asal mula keturunan Ratu Darah Putih yang kemudian terkenal dengan sebutan “Ratu Melinting” yang bermukim di Meringgai (Dalem Ratu Melinting,1988:15)
Mengenai terjadi perkawinan antara Sultan Maulana Hasanuddin dengan puteri dari Keratuan Pugung Menurut buk Turunan Ratu Darah Putih yang ada di Kampung Meringgai Marga Melinting, di terangankan sebagai berikut ;
Depati Lebuh Kaca ada putera dua satu laki satu perempuan yang laki –laki Patibi Lanagiri yang perempuan namanya Puteri Kandang Rarang, Minak Riyo Jalan puteranya satu Puteri Sinar Alam “’
Lama-lama Sultan Maulana Khasannudin Banten dia turun mandi di air diliyatnya ada kilat puteri bagus dilampung .
Lama dua tiga hari dia membawa pucalang berangkat ke Lampung sehingga dia sampai di Lampung terus minta kawin dikawinkan sama Puteri Kandang Rarang. kira tujuh hari lamanya kawin Sultan Maulana Khasannuddin Turun mandi dipandannya masih ada kilat puteri yang bagus lainnya ……
Maka dikeluarkan lagi Puteri Sinar Alam saudara Puteri Kandang Rarang yang muda Maka maka di kawinkan lagi sama Sultan Sudah kira tujuh hari lamanya datang Ratu di Pugung mengomong sama Sultan bahwa menyerahakan keratuan dan semua kekuasaanya dan keawajibanya hal kecil dan besarnya semua diserahkan sama Sultan sebab dia tidak boleh pergi lagi, itu Keratuan itulah asal keturunan di Lampung. Ratu Dipugung pulang di pugung laju ilang musnah Kampungnya, lalu silam habislah pasal itu.
Ialah berdiri Ratu Darah Putih dalam cerita dari Tokoh adat Melinting dan buk turunan ratu darah putih yang ada diatas bahwa Sultan Maulana Hasanuddin Banten kawin dengan puteri pugung yaitu puteri sinar alam maka setalah itu silamlah ratu pugung maka munculah ratu darah Putih, selanjutnya Sultan maulana Hasannuddin kembali ke Banten, selang beberapa bulan maka isteri-isteri yang dilampung melahirkan anak, seperti yang di jelaskan dan buk turunan Ratu Darah Putih yang ada di kampong Maringgai Marga Melinting :
Lama- lama isterinya Puteri Kandang Rarang beranak laki-laki nama Minak Kejala Ratu Darah Putih, tidak berapa lama istrinya nama Puteri Sinar Alam beranak lagi laki laki namanya Minak Kejala Bidin.
Setelah dewasa maka Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Bidin pergi ke Banten menemui orang tuanya Maulana Hasannuddin, namun mereka tidak datang besama-sama ke Banten, Minak Kejala Bidin lebih dulu sampai ke Banten,setelah akan pulang, Minak Kejala Bidin diberi pusaka oleh orangtuanya dan keris pusaka itu masih tersimpan di Meringgai (gambar ) dalam buk turunan Ratu Darah Putih yang ada di kampong Maringgai Marga Melinting mengenai pusaka tersebut terdapat penjelasan : Kamu boleh pulang ke Lampung melaikan ini kamu punya keris tiga biji buat pusaka Kamu
1. Nama Kelambi Sani
2. Nama atu Lawet
3. Nama Cambai Secandik dan di kasih Satu peti tapi ini peti jangan kamu buka di jalan jika kalau belam sampai di Lampung Ini peti berisi balo-balo.
Setelah itu Minak kejala Darah Putih menyusul ke Banten menemui orangtuanya ketika akan pulang maka diberipula pusaka oleh orang tuanya kancing lawang kuri (keris satubu pitu) dan satu buah peti yanbg beisi bala-bala dan berpesan kepada Minak Kejala darah putih, dalam buk turunan Ratu Darah Putih yang ada di kampong Maringgai Marga Melinting Sultan Maulana Hasanuddin berpesan kepada Minak Kejala Ratu : Kita pesan sama kamu jangan campur sama saudaramu yang tua nama Minak Kejala Bidin Melainkan kamu pidah ke Kalianda.
- Timbulnya Keratuan Melinting