Scroll untuk baca artikel
Lingkungan HidupLintas Daerah

Usai Bongkar Tambang Emas Ilegal, Wartawan di Jambi Diancam Sejumlah Preman

×

Usai Bongkar Tambang Emas Ilegal, Wartawan di Jambi Diancam Sejumlah Preman

Sebarkan artikel ini
Foto penampakan lokasi praktik tambang emas ilegal di Dusun Danau Embat, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Senin 9 Juni 2025 - doc ist
Foto penampakan lokasi praktik tambang emas ilegal di Dusun Danau Embat, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Senin 9 Juni 2025 - doc ist

JAMBI — Keberanian awak media membongkar praktik tambang emas ilegal di Dusun Danau Embat, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi kembali diuji.

Pasalnya di balik pembongkaran adanya tambang emas ilegal itu memuncul babak baru yang mencemaska, yakni intimidasi terhadap jurnalis.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Diketahui bahwa tak lama setelah berita aktivitas ilegal tersebut dipublikasikan oleh puluhan media setempat, salah satu wartawan yang juga anggota DPD PW Fast Respon Jambi, justru mendapat teror mengerikan dari sejumlah pria tak dikenal, diduga preman bayaran.

Ironisnya, para pelaku yang dengan membawa senjata tajam (sajam) disebut sebagai utusan dari seorang berinisial “Mr. G”, datang menemui wartawan dengan satu misi, memaksa sang wartawan menghapus berita tambang emas ilegal yang telah tayang luas.

BACA JUGA :  Kemarau, Petani Batanghari Antusias Pindahkan Sebaran Padi

Kejadian tersebut terjadi pasca Polres Batanghari turun tangan melakukan penertiban lokasi tambang pada Senin (9/6/2025).

Langkah cepat kepolisian diapresiasi, tapi muncul tanda tanya besar, dari sekitar 40 rakit tambang emas ilegal, apakah seluruhnya benar-benar ditutup? Dan siapa sosok koordinator di balik operasi tambang ilegal skala besar ini?

Ketua DPW PW Fast Respon Jambi, Dody, geram atas kejadian intimidasi terhadap jurnalis dan menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan bentuk nyata dari ancaman terhadap kebebasan pers.

“Kami minta Polda Jambi, Denpom II/2 Jambi, dan Korem 042/Gapu turun tangan. Ini bukan hanya soal satu wartawan, tapi soal komitmen bersama untuk melawan ilegal mining dan premanisme yang mengancam negara,” tegas Dody dalam pernyataannya, Selasa (10/6/2025).

BACA JUGA :  Jabar-Jambi Jalin Kerja Sama Pembangunan

Dikatakan mereka menanti kejelasan dari 40 rakit tambang ilegal yang disebut-sebut beroperasi di wilayah tersebut, apakah seluruhnya telah ditutup? Siapa koordinator dan dalang di balik operasi tambang emas yang merusak itu?

Apakah penegak hukum benar-benar berani membongkar jaringan besar yang diduga melibatkan oknum kuat?

Jurnalisme seharusnya menjadi mata dan telinga masyarakat, bukan menjadi sasaran ketakutan dan teror. Penegakan hukum tak boleh tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Ini adalah momen uji nyali bagi aparat penegak hukum di Jambi, berani berpihak pada kebenaran atau tunduk pada tekanan?.***